Definisi
Aerobik dan Anaerobik
Sistem energi aerobik
menggunakan oksigen untuk menghasilkan ATP dan untuk pembakaran pada otot.
Latihan aerobik juga disebut latihan daya tahan. Untuk kegiatan aerobik, perlu
setidaknya tiga menit dalam durasi. Aktivitas aerobik merupakan aktivitas yang bergantung
terhadap ketersediaan oksigen untuk membantu proses pembakaran sumber energi
sehingga juga akan bergantung terhadap kerja optimal dari organ-organ tubuh
seperti jantung, paru-paru dan juga pembuluh darah untuk dapat mengangkut
oksigen agar proses pembakaran sumber energi dapat berjalan dengan sempurna.
Aktivitas aerobik biasanya merupakan aktivitas olahraga dengan intensitas
rendah sampai sedang yang dapat dilakukan secara kontinu dalam waktu yang cukup
lama, seperti jalan kaki, bersepeda atau juga jogging.
Sistem
energi anaerobik tidak menggunakan oksigen untuk menghasilkan ATP. Penggunakan sistem energi ini saat melakukan aktivitas dengan intensitas tinggi dengan
cepat atau untuk kurang dari tiga menit. Salah satu alasan kegiatan anaerobik
tidak dapat dilakukan untuk waktu yang lama adalah bahwa asam laktat menumpuk
di otot. Aktivitas anaerobik biasanya akan membutuhkan interval istirahat agar
ATP dapat diregenerasi sehingga kegiatannya dapat dilanjutkan kembali. Contoh
dari kegiatan/jenis olahraga yang memiliki aktivitas anaerobik dominan adalah
lari cepat (sprint), push-up, body building, gimnastik atau juga loncat jauh.
Dalam beberapa jenis 2 olahraga beregu atau juga individual akan terdapat pula
gerakan-gerakan/aktivitas seperti meloncat, mengoper, melempar, menendang bola,
memukul bola atau juga mengejar bola dengan cepat yang bersifat anaerobik. Oleh
sebab itu maka beberapa cabang olahraga seperti sepakbola, bola basket atau
juga tenis lapangan disebutkan merupakan kegiatan olahraga dengan kombinasi
antara aktivitas aerobik dan anaerobik.
Metabolisme
Energi Secara Aerobik dan Anaerobik
Metabolisme
Secara Aerobik
Sistem metabolisme
energi secara aerobik yang bersumber dari karbohidrat, lemak dan juga dari
pemecahan protein yang menghasilkan energi, yang digunakan pada saat melakukan
olahraga yang bersifat ketahanan (endurance) seperti lari marathon, bersepeda
jarak jauh atau juga lari 10 km dan olahraga yang memerlukan durasi yang cukup
lama. Oleh karena itu maka atlet-atlet yang berpartisipasi dalam ajang-ajang
yang bersifat ketahanan ini harus mempunyai kemampuan yang baik dalam memasok
oksigen ke dalam tubuh agar proses metabolisme energi secara aerobik dapat
berjalan dengan sempurna.
Proses
metabolisme energi secara aerobik merupakan proses metabolisme yang membutuhkan
kehadiran oksigen (O2) agar prosesnya dapat berjalan dengan sempurna untuk
menghasilkan ATP. Pada saat berolahraga, kedua simpanan energi tubuh yaitu
simpanan karbohidrat (glukosa darah, glikogen otot dan hati) serta simpanan
lemak dalam bentuk trigeliserida akan memberikan kontribusi terhadap laju
produksi energi secara aerobik di dalam tubuh. Namun bergantung terhadap
intensitas olahraga yang dilakukan, kedua simpanan energi ini dapat memberikan jumlah
kontribusi yang berbeda. Untuk meregenerasi ATP, tiga simpanan energi akan
digunakan oleh tubuh yaitu simpanan karbohidrat (glukosa, glikogen), lemak dan
juga protein. Di antara ketiganya, simpanan karbohidrat dan lemak merupakan
sumber energi utama saat berolahraga. Atlet dengan latihan berat, memerlukan
energi expenditure 2 – 3 kali lebih besar dari individu yang tidak berlatih.
Metabolisme
Secara Anaerobik
Jenis
asam amino yang tersimpan di dalam otot sebagai sumber energi berupa creatine
(Cr). Di dalam otot, bentuk creatine yang sudah terfosforilasi yaitu
phosphocreatine (PCr). Dengan bantuan enzim creatine phospho kinase,
phosphocreatine (PCr) yang tersimpan di dalam otot akan dipecah menjadi Pi
(inorganik fosfat) dan creatine dimana proses ini juga akan disertai dengan
pelepasan energi sebesar 43 kJ (10.3 kkal) untuk tiap 1 mol PCr. Inorganik
fosfat (Pi) yang dihasilkan melalui proses pemecahan PCr ini melalui proses
fosforilasi dapat mengikat kepada molekul ADP (adenosine diphospate) untuk
kemudian kembali membentuk molekul ATP (adenosine triphospate) mempunyai
peranan penting dalam proses metabolisme energi secara anaerobik di dalam otot
untuk menghasilkan ATP.
Sumber
Energi Metabolisme Aerobik dan Anaerobik
Karbohidrat
Proses
metabolime energi dari glukosa darah atau juga glikogen otot akan berawal dari
karbohidrat yang dikonsumsi. Semua jenis karbohidrat yang dkonsumsi oleh
manusia baik itu jenis karbohidrat kompleks (nasi, kentang, roti, singkong dsb)
ataupun juga karbohidrat sederhana (glukosa, sukrosa, fruktosa) akan
terkonversi menjadi glukosa di dalam tubuh. Glukosa yang terbentuk kemudian
dapat tersimpan sebagai cadangan energi sebagai glikogen di dalam hati dan otot
serta dapat tersimpan di dalam aliran darah sebagai glukosa darah atau dapat
juga dibawa ke dalam sel-sel tubuh yang membutuhkan. Di dalam sel tubuh,
sebagai tahapan awal dari metabolisme energy secara aerobik, glukosa yang
berasal dari glukosa darah ataupun dari glikogen otot akan mengalami proses glikolisis
yang dapat menghasilkan molekul ATP serta menghasilkan asam piruvat. Di dalam
proses ini, sebanyak 2 buah molekul ATP dapat dihasilkan apabila sumber glukosa
berasal dari glukosa darah dan sebanyak 3 buah molekul ATP dapat dihasilkan
apabila glukosa berasal dari glikogen otot. Setelah melalui proses glikolisis,
asam piruvat yang dihasilkan kemudian akan diubah menjadi Asetil-KoA di dalam
mitokondria.
Proses
perubahan dari asam piruvat menjadi Asetil-KoA akan berjalan dengan
ketersediaan oksigen serta akan menghasilkan produk samping berupa NADH yang
juga dapat menghasilkan 2-3 molekul ATP. Upaya untuk memenuhi kebutuhan energi
bagi sel-sel tubuh, Asetil-KoA hasil konversi asam piruvat kemudian akan masuk
ke dalam siklus asam-sitrat untuk kemudian diubah menjadi karbon dioksida
(CO2), ATP, NADH dan FADH melalui tahapan reaksi yang kompleks. Reaksi-reaksi
yang terjadi dalam proses yang telah disebutkan dapat dituliskan melalui
persamaan reaksi sederhana sebagai berikut:
Asetil-KoA + ADP + Pi + 3 NAD + FAD + 3H2O
---> 2CO2 + CoA + ATP + 3 NADH + 3H+ + FADH2
Setelah
melewati berbagai tahapan proses reaksi di dalam siklus asam sitrat,
metabolisme energi dari glukosa kemudian akan dilanjutkan kembali melalui suatu
proses reaksi yang disebut sebagai proses fosforlasi oksidatif. Dalam proses
ini, molekul NADH dan juga FADH yang dihasilkan dalam siklus asam sitrat akan
diubah menjadi molekul ATP dan H2O. Dari 1 molekul NADH akan dapat dihasilkan 3
buah molekul ATP dan dari 1 buah molekul FADH akan dapat menghasilkan 2 molekul
ATP. Proses metabolisme energi secara aerobik melalui pembakaran
glukosa/glikogen secara total akan menghasilkan 38 buah molukul ATP dan juga
akan menghasilkan produk samping berupa karbon dioksida (CO2) serta air (H2O).
Persamaan reaksi sederhana untuk mengambarkan proses tersebut dapat dituliskan
sebagai berikut :
Glukosa + 6O2 +38 ADP + 38Pi --->
6 CO2 + 6 H2O + 38 ATP
Lemak
Lemak
melalui proses pemecahan simpanan lemak yang terdapat di dalam tubuh yaitu
trigeliserida, di dalam tubuh akan tersimpan di dalam jaringan adipose (adipose
tissue) serta di dalam sel-sel otot (intramuscular triglycerides). Melalui
proses yang dinamakan lipolisis, trigeliserida yang tersimpan akan dikonversi
menjadi asam lemak (fatty acid) dan gliserol. Pada proses ini, untuk setiap 1
molekul trigeliserida akan terbentuk 3 molekul asam lemak dan 1 molekul
gliserol . Kedua molekul yang dihasilkan melalui proses tersebut kemudian akan
mengalami jalur metabolisme yang berbeda di dalam tubuh.
Gliserol yang terbentuk
akan masuk ke dalam siklus metabolisme untuk diubah menjadi glukosa atau juga
asam piruvat. Sedangkan asam lemak yang terbentuk akan dipecah menjadi
unit-unit kecil melalui proses yang dinamakan ß-oksidasi untuk kemudian
menghasilkan energi (ATP) di dalam mitokondria sel. Proses ß-oksidasi berjalan
dengan kehadiran oksigen serta membutuhkan adanya karbohidrat untuk
menyempurnakan pembakaran asam lemak. Pada proses ini, asam lemak yang pada
umumnya berbentuk rantai panjang yang terdiri dari ± 16 atom karbon akan
dipecah menjadi unit-unit kecil yang terbentuk dari 2 atom karbon. Tiap unit 2
atom karbon yang terbentuk kemudian dapat mengikat kepada 1 molekul KoA untuk
membentuk asetil KoA. Molekul asetil-KoA yang terbentuk kemudian akan masuk ke
dalam siklus asam sitrat dan diproses untuk menghasilkan energi seperti halnya
dengan molekul asetil-KoA yang dihasil melalui proses metabolisme energi dari
glukosa/ glikogen.
Protein
Protein
yang dikonsumsi akan dipecah menjadi asam amino. Asam amino ini tersimpan dalam
otot yang berupa creatine (Cr). Selanjutnya dalam otot creatine mengalami
proses fosforilasi menghasilkan Phosphocreatiner (PCr). Selanjutnya PCr akan
dipecah lagi oleh enzim phosphokinase menjadi Inorganik Fosfat (Pi) yang diikuti
dengan pelepasan energi sebesar 43 kJ.
mantap gan artikelnya,,semoga bisa ane terapkan pada cabang olahraga yang ane tekuni...semoga artikelnya menjadi sumbangsih keilmuan dalam dunia olahraga
BalasHapusTerimakasih ilmunya untuk saya aplikasi ke murid saya
BalasHapus