Sosiologi
Olahraga dan Pembentukan Karakter
1. Pengertian
Sosiologi Olahraga
Sosiologi olahraga merupakan ilmu
terapan, yaitu kajian sosiologis pada masalah keolahragaan. Proses sosial dalam
olahraga menghasilkan karakteristik perilaku dalam bersaing dan kerjasama
membangun suatu permainan yang dinaungi oleh nilai, norma, dan pranata yang
sudah melembaga. Kelompok sosial dalam olahraga mempelajari adanya tipe – tipe
perilaku anggotannya dalam mencapai tujuan bersama, kelompok sosial biasanya
terwadahi dalam lembaga sosial, yaitu organisasi sosial dan pranata. Beragam
pranata yang ada ternyata terkait dengan fenomena olahraga.
2. Bidang
Kajian Sosiologi Olahraga
Bidang kajian sosiologi olahraga sangat
luas, mengingat hal itu para ahli berupaya mencari batasan bidang kajian yang
relevan misalnya:
a.
Heizemann
menyatakan bagian dari teori sosiologi yang dimasukkan dalam ilmu olahraga
meliputi:
·
Sistem sosial yang
bersangkutan dengan garis sosial dalam kehidupan bersama, seperti kelompok
olahraga, tim, dan klub olahraga lainnya.
·
Masalah figure
sosial, seperti figure olahragawan, Pembina, yang berkaitan dengan usia,
pendidikan, dan pengalaman.
b.
Plessner dalam
studi sosiologi olahraga menekankan pentingnya perhatian yang harus diarahkan
pada pengembangan olahraga dan kehidupan dalam industri modern dengan mengkaji
teori kompensasi.
c.
G Magname
menguraikan tentang kedudukan olahraga dalam kehidupan sehari-hari, masalah
olahraga rekreasi, masalah juara, dan hubungan antara olahraga dengan
kebudayaan.
d.
John C.Phillips
mengkaji tema yang berhubungan dengan olahraga dan kebudayaan, pertumbuhan, dan
rasional dalam olahraga.
e.
Abdul Kadir Ateng
menawarkan pokok kajian sosiologi olahraga yang meliputi pranata sosial,
seperti sekolah, dan proses sosial seperti perkembangan status sosial atau
prestise dalam kelompok dan masyarakat.
Berikut ini
contoh-contoh sosiologi olahraga yang dinyatakan oleh Abdul Kadir Ateng:
·
Pelepasan emosi
(dengan cara yang dapat diterima masyarakat).
·
Pembentukan
pribadi (mengembangkan identitas diri)
·
Kontrol sosial
(penyerasian dan kemampuan prediksi)
·
Sosialisasi
(membangun perilaku dan nilai-nilai bersama yang sesuai)
·
Perubahan sosial
(interaksi sosial, asimilasi dan mobilitas)
·
Kesadaran (pola
tingkah laku yang benar)
·
Keberhasilan
(cara pencapaian dengan turut aktif atau sebagai penikmat)
3. Peranan
Sosiologi Olahraga dalam Pembentukan Karakter
Berdasarkan perjelasan diatas, sosiologi
olahraga memiliki peran yang sangat penting dalam pembentukan karakter peserta
didik. Melalui proses sosial yang terjadi di dalam aktivitas olahraga, dapat
menghasilkan suatu karakteristik baik itu berupa prilaku bersaing atau
bekerjasama yang dilandasi dengan karakter moral dan karakter sosial.
Karakter moral dalam olahraga dapat
membangun kejujuran, keadilan dan tanggung jawab. Aspek – aspek karakter moral
ini dialami oleh semua pihak dalam aktivitas sosial dalam olahraga. Seorang
pelatih, atlet maupun wasit dalam menjalankan tugasnya masing – masing harus
berpedoman pada aspek – aspek tersebut karena selain dapat membentuk karakter,
juga merupakan modal untuk mencapai kesuksesan dari tujuan olahraga. Dalam
aktivitas sosial berolahraga, seorang atlet yang jujur dan bertanggung jawab,
akan melaksanakan latihan sesuai dengan yang diperintahkan pelatihnya.
Kebiasaan, penanaman kedisiplin dan keteladanan yang diterima saat berolahraga
akan terbawa pada bidang kehidupan yang lainnya. Karena semua aspek – aspek
tersebut sudah melekat di dalam diri dan sudah merupakan karakter dari sebuah
kepribadian.
Begitu
pula dengan karakter sosial. Kerjasama tim, loyalitas, ketekunan, pengorbanan
diri, dan etika kerja dalam berolahraga dapat membentuk kedisiplinan diri.
Mereka yang memiliki kedisiplinan tinggi, tentunya akan mendapat hasil yang diharapkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar