Sejarah dan Perkembangan Psikologi
Olahraga
Norman Triplett, seorang mahasiswa di Clark
University dianggap orang pertama yang melakukan penelitian berkaitan dengan
psikologi olahraga. Pada tahun 1898 ia melakukan terhadap atlet balap sepeda.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui mengapa atlet balap sepeda
mengendarai sepeda lebih cepat saat bertanding dalam regu atau berpasangan,
dibandingkan dengan saat bersepeda sendirian. Sehingga Norman Triplett
menyimpulkan bahwa adanya pengaruh psikologi tertentu pada penampilan atlet
yang disebut sebagai faktor keberadaan orang lain. Triplett juga melakukan
penelitian terhadap anak – anak yang memancing, dan ditemukan bahwa sebagian
dari jumlah anak tersebut dipengaruhi oleh keberadaan orang lain. Jadi
seseorang dipengaruhi oleh faktor sosial untuk memunculkan sikap kompetitif.
Munculnya
penelitian yang lain mengenai Psikologi Olahraga diawali oleh E.W. Scripture
dari Yale University pada tahun 1899 yang menyatakan ciri – ciri kepribadian
seseorang dipengaruhi oleh keterlibatannya dalam olahraga. Selanjutnya
penelitian pada tahun 1903 oleh GTW Patrick, mengenai penonton olahraga yang
mengekspresikan emosinya terhadap para pemain American Football.
Coleman Roberts Griffith melakukan penelitian
terhadap atlet – atlet football dan basket pada tahun 1918 di University of
Illinois. Griffith mengobservasi faktor – faktor psikologi yaitu adanya pengaruh latihan
terhadap pertandingan pada atlet – atlet football dan basket. Ia juga menulis
dua buku psikologi yang terkenal dan menulis 25 artikel ilmiah dari hasil
penelitiannya mengenai olahraga sehingga dari karyanya tersebut mengkukuhkan
namanya sebagai Father of Sport Psychology di Amerika Serikat. Pada tahun 1970,
Kroll dan Lewis menyebutnya sebagai America’s First Sport Psychology.
Yang dianggap sebagai pelopor psikologi olahraga di
Eropa menurut catatan Antonelli adalah orang berdarah Jerman yang bernama
Stutt. Tahun 1801, Stutt menulis mengenai faktor – faktor pada atlet sepak
bola. Selanjutnya pada tahun 1901 tulisan ini diteruskan oleh Jusserad. Akan
tetapi, tulisan yang paling dianggap sebagai tonggak munculnya psikologi
olahraga adalah De Coubertin, pendiri gerakan Olimpiade. pada tahun 1913 De Coubertin
menulis Essay in Sport Psychology. Di dalam bukunya ia menyatakan bahwa
olahraga sebagai ekspresi estetika dan juga sebagai alat pendidikan untuk
membentuk emosi yang lebih baik. Antara tahun 1921-1928 muncul lagi nama – nama
yang menulis mengenai psikologi olahraga, yaitu R.W Schulte, N. Sipple, dan F.
Giese. Buku yang ditulis oleh Schulte dianggap buku yang pertama yang membahas
mengenai persiapan – persiapan yang dilakukan oleh atlet – atlet agar bisa
memperlihatkan penampilan terbaik.
Di Rusia, psikologi olahraga berkembang pada akhir
abad ke-19 dan dipelopori oleh Ivan N. Chenov yang mendirikan Moscow Institute
of Psychology. Chenov merupakan pendahulu dari I.P. Pavlov, akan tetapi yang
dikenal sebagai Father of Soviet Sport Psychology adalah Peter Roddick.
Disamping itu muncul juga nama A. Puni, tokoh dari Peter Lesgraft Institute di
Leningrad. Peter Lesgraft menulis mengenai pengaruh psikologi secara positif
dari berbagai aktivitas fisik yang meliputi, sense of control, inteligensi,
body image, kesejahteraan emosional serta peningkatan fungsi motorik.
Pasca PD ke-2, di Eropa, AS maupun juga di Asia,
perhatian terhadap motor learning dan psikologi olahraga bermunculan kembali.
Di Leipzig, Jerman di bawah kepemimpinan Paul
Kunath, didirikan Laboratorium Psikologi Olahraga, sehingga Kunath memegang
peranan penting dalam psikologi olahraga di Republik Demokrasi Jerman. Demikian
pula di Rusia, kegiatan psikologi olahraga tetap marak dan setelah PD ke-2,
diteruskan oleh tokoh – tokoh A.C. Puni dan Peter Roddick.
Di RRC, banyak bermunculan institusi yang
memfokuskan pada pendidikan fisik/ jasmani atau Physical education. Wu Wenzhong
dan Xiaou Zhonguo pada tahun 1942, menulis buku mengenai psikologi olahraga
“The Psychology of Physical Education”. Keduanya merupakan tokoh dari National
Institute of Wushu.
Selanjutnya perkembangan psikologi olahraga di RRC
dilaporkan oleh Ma Qiwei, Qiu Yijun, dan Chai Wenxiu pada pertemuan 1990
Beijing Asian Games Scientific Congress, tanggal 16-20 September, sebagai berikut:
1. Pada
dekade 1956-1966, tulisan dan karangan mengenai Psikologi Olahraga dari luar
negeri mulai dikumpulkan dan diterjemahkan. Psikologi Olahraga berangsur –
angsur dijadikan mata kuliah di Institut Pendidikan Jasmani. Selanjutnya dengan
adanya reformasi dan sikap keterbukaan pemerintah mempengaruhi perkembangan
pada decade berikutnya.
2. Dekade
1979-1989 adalah periode saat Psikologi Olahraga berkembang pesat.
3. Pada
bulan November 1979, dalam pertemuan tahunan Third Annual Academic Meeting of
China Society of Psycology di Tianjin, diresmikan berdirinya Physical Education
and Sport Psychology Commision.
4. Pada
bulan Desember 1980 diresmikan berdirinya National Society of Sport Psychology
yang berafiliasi dengan Congress of China Society of Sport Science (CSSS).
Saat
ini, di RRC perkembangan Psikologi Olahraga sangat pesat. Cabang dari
asosiasinya terbentuk sampai ke tingkat provinsi. Cepatnya perkembangan
Psikologi Olahraga di Negara tersebut dihubungkan dengan prestasi – prestasi
yang diraih oleh atlet – atletnya yang luar biasa pesatnya, khususnya dalam
kejuaraan olimpiade.
Pada
tahun 1952, di Jepang buku yang berjudul The Psychology of Physical Education
ditulis oleh Mitsuo Matsui. Bersamaan dengan hal tersebut, Iwao Matsuda dan
Atsushi Fujita memasukan program psikologi olahraga ke dalam kurikulum
pelajaran olahraga atau physical education di Jepang.
Kegiatan
Psikologi Olahraga di Indonesia belum mengalami perkembangan yang meluas.
Kesadaran betapa pentingnya faktor – faktor psikologi dalam dunia olahraga, sayangnya
tidak dibarengi dengan ketersedianya tenaga khusus dalam bidang Psikologi
Olahraga secara formal. Yang menyadari akan hal tersebut hanya belajar dari
buku, kepustakaan, mengikuti seminar dan pertemuan internasional. Empat orang
tokoh Psikologi Olahraga internasional pernah didatangkan ke Indonesia yang
bertujuan untuk menambah pengetahuan dan menjelaskan betapa pentingnya
psikologi dalam bidang olahraga kepada para petinggi di bidang olahraga di
Indonesia, disamping itu juga berfungsi untuk merangsang para psikolog
Indonesia untuk mempelajari dan mengembangkan Psikologi Olahraga. Pada tahun
1992 PBSI mendatangkan Robert N. Singer, mantan Presiden International Society
for Sport Psychology, dari University Florida. Tahun 1995, Fakultas Psikologi Universitas
Tarumanegara, mengundang Dieter Heckfort dari University of Munich (Jerman),
Lars-Eric Unestahl dari University of
Orebro (Swedia), dan Daniel Gould dari University of North Caroline, Greensboro
(Amerika).